CONTOH MENGANALISIS CERITA SEJARAH TSUNAMI ACEH
TSUNAMI ACEH
Indonesia pernah mengalami bencana yang menyebabkan hingga
puluhan ribu melayang. Tepat di Serambi Mekkah, yaitu Aceh, tsunami menimbulkan
lembaran duka dalam sejarah Indonesia. Hari ini 14 tahun yang lalu, tepatnya
pada 26 Desember 2004, gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh. Bermula dari
gempa beberapa kali, ombak setinggi kurang lebih 20 meter membuat beberapa kota
di provinsi itu lumpuh. Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 29 Desember
2004, kekuatan gempa yang terjadi berada di Samudra Hindia pada kedalaman
sekitar 10 kilometer di dasar laut. Wilayah sumber gempa berjarak sekitar 149
kilometer sebelah barat Meulaboh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (namanya
saat itu). Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit ini tercatat
mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang tsunami mulai memberikan
dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatera Utara. Tsunami ini
kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai. Jarak pantai Sumatera
terdekat dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km. Kecepatan
rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan
bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang besar,
gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas ke arah daratan.
Penyebab gempa dan tsunami
Penyebab gempa dan tsunami
Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan
Andaman, merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Gempa-gempa besar yang mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut pada
kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-itu telah menimbulkan gelombang
tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia Selatan, yang
berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut. Pergeseran batuan secara
tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai pelentingan batuan, yang terjadi
di bawah pulau dan dasar laut. Dasar samudra yang naik di atas palung Sunda ini
mengubah dan menaikkan permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar
air laut ke arah pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka
air laut. Proses ini juga akan menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang
laut yang disebut tsunami. Ukuran gelombang ini bisa hanya beberapa puluh
sentimeter hingga puluhan meter. Tak hanya di wilayah Indonesia saja, setidaknya
ada beberapa negara yang terkena dampak tsunami yang terjadi pada 14 tahun
silam. Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 8 Januari 2005, pantai-pantai
yang berada Sri Lanka, India, Thailand, Malaysia, Somalia, Bangladesh,
Maladewa, dan Kepulauan Cocos. Ribuan jiwa manusia menjadi korban, banyak
bangunan hancur dan rusak berat akibat keganasan tsunami itu. Akibatnya menghancurkan
wilayah Aceh dan sekitarnya. Gelombang itu juga mencapai kawasan di Thailand,
Sri Lanka dan India. Dilansir Deutsche Welle, setelah bencana itu beberapa
negara mengerahkan bantuannya menuju Aceh. Kapal induk Amerika Serikat USS
Abraham Lincoln membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan. Selain
itu, masyarakat internasional memberikan bantuan untuk kawasan bencana tsunami
senilai 2 miliar dollar AS. Selain itu, dari pihak Indonesia mulai memberikan
bantuan berupa dana dan barang kebutuhan darurat seperti makanan, tenda, air
minum, selimut, obat-obatan, tenaga medis dan pencarian korban. Korban Jiwa
Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa negara dekat Samudra Hindia banyak
menimbulkan korban jiwa. Setidaknya tercatat dari Sumatra sampai Kepulauan
Andaman, Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar
230.000 orang yang tewas di 14 negara. Kerusakan parah terjadi di wilayah Aceh
dengan kurang leih sekitar 170.000 orang tewas. Semua bangunan hancur yang
berada di sekitar pantai dan ratusan orang kehilangan tempattinggalnya.
Aceh kini
Aceh kini
Setelah 14 tahun sejak tsunami melanda, Aceh dan sekitarnya
sudah berbenah dengan baik. Wilayah kota dan perdesaan sekiar juga sudah
tertata. Insfratruktur juga telah pulih dengan maksimal. Psikologi warga yang
selamat juga telah bangkit. Untuk mengenang memori kolektif mereka terhadap
bencana itu, maka dibangunlah Museum Tsunami. Dalam Museum Tsunami terdapat
suara rekaman perempuan yang menyanyikan lagu dalam bahasa Aceh. Selain itu
dipajang juga keadaan Aceh ketika terjadinya bencana tsunami. Selain itu,
Pemerintah Aceh juga menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari libur daerah.
Pemerintah setempat meminta warga untuk melakukan peringatan dengan aneka
aktivitas religi dan refleksi tiap tahunnya.
No
|
Struktur
|
Inti
pokok peristiwa
|
1
|
Orientasi
|
Indonesia pernah mengalami bencana yang
menyebabkan hingga puluhan ribu melayang. Tepat di Serambi Mekkah, yaitu
Aceh, tsunami menimbulkan lembaran duka dalam sejarah Indonesia. Hari ini 14 tahun
yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004, gelombang tsunami menerjang
wilayah Aceh. Bermula dari gempa beberapa kali, ombak setinggi kurang lebih
20 meter membuat beberapa kota di provinsi itu lumpuh. Dilansir Harian Kompas
yang terbit pada 29 Desember 2004, kekuatan gempa yang terjadi berada di
Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut. Wilayah
sumber gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (namanya saat itu). Gempa yang berlangsung selama
kurang lebih 10 menit ini tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah
itu gelombang tsunami mulai memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan
sebagian di Sumatera Utara. Tsunami ini kemudian bergerak menyebar ke arah
pantai-pantai. Jarak pantai Sumatera terdekat dengan episenter gempa bumi
utama diperkirakan 125 km. Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai
800 km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan
dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian
terempas ke arah daratan.
|
2
|
Urutan periwistiwa
|
Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh,
Nicobar, dan Andaman, merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia
dan Eurasia. Gempa-gempa besar yang mempunyai magnitudo 9,0 berpusat di dasar
laut pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkal-itu telah
menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara
dan Asia Selatan, yang berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut.
Pergeseran batuan secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa itu disertai
pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut. Dasar samudra
yang naik di atas palung Sunda ini mengubah dan menaikkan permukaan air laut
di atasnya sehingga permukaan datar air laut ke arah pantai barat Sumatera
ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. Proses ini juga akan
menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang disebut tsunami.
Ukuran gelombang ini bisa hanya beberapa puluh sentimeter hingga puluhan
meter. Tak hanya di wilayah Indonesia saja, setidaknya ada beberapa negara
yang terkena dampak tsunami yang terjadi pada 14 tahun silam. Dilansir Harian
Kompas yang terbit pada 8 Januari 2005, pantai-pantai yang berada Sri Lanka,
India, Thailand, Malaysia, Somalia, Bangladesh, Maladewa, dan Kepulauan
Cocos. Ribuan jiwa manusia menjadi korban, banyak bangunan hancur dan rusak
berat akibat keganasan tsunami itu. Akibatnya menghancurkan wilayah Aceh dan
sekitarnya. Gelombang itu juga mencapai kawasan di Thailand, Sri Lanka dan
India. Dilansir Deutsche Welle, setelah bencana itu beberapa negara
mengerahkan bantuannya menuju Aceh. Kapal induk Amerika Serikat USS Abraham
Lincoln membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan. Selain itu,
masyarakat internasional memberikan bantuan untuk kawasan bencana tsunami
senilai 2 miliar dollar AS. Selain itu, dari pihak Indonesia mulai memberikan
bantuan berupa dana dan barang kebutuhan darurat seperti makanan, tenda, air
minum, selimut, obat-obatan, tenaga medis dan pencarian korban. Korban Jiwa
Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa negara dekat Samudra Hindia banyak
menimbulkan korban jiwa. Setidaknya tercatat dari Sumatra sampai Kepulauan
Andaman, Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar
230.000 orang yang tewas di 14 negara. Kerusakan parah terjadi di wilayah
Aceh dengan kurang leih sekitar 170.000 orang tewas. Semua bangunan hancur
yang berada di sekitar pantai dan ratusan orang kehilangan tempat tinggalnya.
|
3
|
Reorientasi
|
Setelah 14 tahun sejak tsunami melanda, Aceh
dan sekitarnya sudah berbenah dengan baik. Wilayah kota dan perdesaan sekiar
juga sudah tertata. Insfratruktur juga telah pulih dengan maksimal. Psikologi
warga yang selamat juga telah bangkit. Untuk mengenang memori kolektif mereka
terhadap bencana itu, maka dibangunlah Museum Tsunami. Dalam Museum Tsunami
terdapat suara rekaman perempuan yang menyanyikan lagu dalam bahasa Aceh.
Selain itu dipajang juga keadaan Aceh ketika terjadinya bencana tsunami.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari
libur daerah. Pemerintah setempat meminta warga untuk melakukan peringatan
dengan aneka aktivitas religi dan refleksi tiap tahunnya.
|
Post a Comment
0 Comments